Takut merupakan
perasaan normal yang muncul sejak lahir. Perasaan takut ini bertujuan mencegah
hal buruk terjadi pada diri sendiri.
Seiring pertumbuhan, anak dapat mengidentifikasi mana hal yang berbahaya untuk
dirinya, mana yang tidak. Nah, orang tua lah yang perlu membantu proses
identifikasi ini. Pada dasarnya rasa takut itu ada dua macam:
1. Takut secara
objektif : rasa takut yang pernah dirasakan sendiri oleh anak. Misalnya saat
kunjungan pertama ke dokter gigi, ia
mendapatkan manajemen yang kurang tepat, sehingga menimbulkan trauma dan rasa
takut yang berkepanjangan.
2. Takut secara
Subyektif : rasa takut ini berdasarkan perasaan dan sugesti dari luar yang diberikan pada anak, tanpa anak mengalami
sendiri. Seorang anak kecil tanpa pengalaman sebelumnya, apabila mendengar hal
yang tidak menyenangkan dan terdengar menyakitkan akan memunculkan rasa takut
pada peristiwa tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan orang tua untuk mencegah ketakutan anak pada dokter gigi:
1. Jangan
menceritakan ketakutan obyektif orang tua pada anak. Misal, “Mama dulu waktu ke
dokter gigi, cabut gigi sampai giginya harus di pukul-pukul, sakit banget”.
Orang tua harus
percaya bahwa seiring berkembangnya teknologi kedokteran, rasa sakit yang
ditimbulkan di klinik dapat diminimalisir.
2. Jangan
menggunakan dokter gigi sebagai hukuman.
“Nanti kalo kamu
masih nakal, giginya dicabut pak dokter lho!”
Hukuman bagi
anak adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan menakutkan, sehingga pergi ke
dokter gigi akan menjadi momok yang menakutkan bagi anak.
3. Mengajak anak
untuk lebih familiar dengan dokter gigi. Kunjungan pertama tidak harus menunggu
anak perlu dicabut atau ditambal. Disini dokter gigi perlu menerima anak dengan
ramah, menjelaskan dan demonstrasi tentang kesehatan gigi dan berbagai jenis
peralatan, dokter juga bisa memberikan hadiah kecil untuk memberi perasaan
senang pada anak.
4. Orang tua
tidak boleh memarahi, bilang malu-maluin, atau menyebut anak konyol karena
ketakutannya pada dokter gigi. Hal ini akan menimbulkan rasa marah dan benci
anak pada dokter gigi.
5. Orang tua
tidak boleh menjanjikan pada anak bahwa dokter gigi tidak akan melakukan dan
akan memberi hal tertentu. Misal,
“Nanti di dalem
ga akan disuntik kok”
“Nanti sama bu
dokter dikasih mainan iron man”
Orang tua juga
tidak boleh berjanji bahwa perawatan tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Berbohong hanya akan menimbulkan kekecewaan dan hilangnya kepercayaan anak.
Sumber : Finn,
Sidney. 2003. Clinical Pedodontics 4thed.
W.B. Saunders Company: philadelphia.
sebenarnya takut sama dokter gigi itu wajar. secara alat untuk perbaikan gigi itu suaranya aja dah serem.
BalasHapus